RAPBD 2022, PSI Menilai Pemkot Bandung Masih Copy Paste dari Program Tahun Lalu
Redaksi - 28 Oktober 2021

Breaking News:
Tampung Curhatan Warga, Polsek Baleendah Gelar Jumat Curhat di Masjid Al-Mukarromah Baleendah
Jumat Curhat, Polsek Ciparay Himbau Warga Jangan Termakan Info Hoax Penculikan Anak
PNS Nikah Siri Bisa Turun Jabatan Hingga Dipecat, Ini Penjelasannya
Baleanies Sesalkan Pemasangan Spanduk “Anies Runtah Jabar” di Bandung
Polresta Bandung Berhasil Amankan 14 Tersangka Kasus Curanmor
Redaksi - 28 Oktober 2021
Top Jabar, Kota Bandung – Menjelang akhir Oktober 2021, pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2022 semakin mendekati finalisasi.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Bandung membuat analisa atas RAPBD Kota Bandung dan mempertanyakan kesungguhan Pemerintah Kota Bandung mengatasi pandemi dan lakukan pemulihan ekonomi.
Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bandung, Erick Darmajaya mengatakan, bahwa analisa ini dilakukan dengan masukan dari banyak pihak.
“Ini semua adalah pemikiran yang logis dan rasional tentang kondisi yang warga Kota Bandung hadapi pasca pandemi Covid-19. Semua berdampak secara ekonomi. Kini jumlah pengangguran tahun 2020 tercatat 11,19 persen. Jadi ada kondisi luar biasa di Kota Bandung,” ungkap Politisi PSI tersebut, di Kota Bandung, Rabu (27/10/2021).
Baca Juga :
Ia menilai dalam RAPBD 2022, mayoritas program Pemkot Bandung masih copy paste dari program tahun lalu. Seolah-olah, pandemi Covid-19 hanya menjadi alasan mengapa PAD menurun dan anggaran dinas ikut menurun.
“Tapi, dengan pendapatan yang lebih kecil, pertanyaannya adalah program apa yang dipikirkan matang-matang untuk mengatasi dampak ekonomi Covid-19? Program yang dianggarkan masih seperti biasa, seperti tahun-tahun lalu,” ujarnya.
Padahal, arahan pemerintah pusat telah jelas, bahwa pemerintah daerah harus mengupayakan menanggulangi pandemi dan mengupayakan pemulihan ekonomi.
“Kita menyadari kini ada lebih banyak masyarakat menganggur, berarti butuh terobosan di bidang ekonomi,” katanya.
Selain itu, Erick pun menyoroti keterbukaan informasi dari Pemerintah Kota Bandung. Pasalnya, hingga kini pihaknya tidak dapat mengetahui apa saja detail-detail komponen dari anggaran yang dirilis Pemkot Bandung.
“Sulit untuk bekerja maksimal, jika tidak transparan,” pungkasnya.* [dedi]
115 total views, 1 views today