Pelaku Seni Yang Terlupakan Di Masa Pandemi Covid-19
Redaksi - 21 November 2020
Breaking News:
Wakil Ketua DPR RI Puji Kinerja Kapolresta Bandung Lama, Kombes Pol Kusworo Wibowo
Pembangunan Mapolsek Arjasari Dimulai, Target Rampung dalam Empat Bulan
Pemda Kabupaten Bandung Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Mapolsek Arjasari
Lima Pelaku Kasus Penganiayaan di Cimenyan Berhasil Ditangkap Polresta Bandung
Kedepankan Dialog, Disdagin Kabupaten Bandung Optimistis Pembangunan Pasar Ciparay Berjalan Lancar
Redaksi - 21 November 2020
Top Jabar, Bandung – Nama Mang Adang Bendo dan Teh Inong di dunia seni mungkin sudah banyak orang yang mengenal,kiprahnya di dunia seni budaya khususnya seni “calung” dan bodoran mang adang bendo sudah tidak di ragukan lagi beberapa nama group atau wadah seni telah ciptakan di antaranya “dawala, the wanoh, porenges, darderdor, cinde wulung, ganari dan banyak lagi nama yang sempat ia ciptakan.
Berkiprah dari tahun 1982 meniti karir seni calung dan bodoran, Mang Adang Bendo sebagai pelaku seni yang sering disebut “jalmi 1000 ide” pun ikut serta mempopulerkan beberapa artis top lawak berkibar didunia hiburan.
Sedangkan istrinya Mang Adang Bendo atau sering disapa Teh Inong memaparkan “kita banyak berjuang untuk melestarikan seni budaya, jatuh bangun pindah tempat juga mendidik para generasi, kalau lelah ya lelah,” paparnya.
Baca Juga :
Suasana obrolan hangat bersama Kontributor Top Jabar.id Teh Inong pun mengungkapkan “tapi saya dan Mang Adang ingin tetap berjuang di tengah Pandemi Covid-19 ini, keadaan yang membedakan kehidupan kita sekarang kalau tidak ada pandemi, alhamdulilah job atau acara atau sangar seni ole ogong selalu ramai dari siswa yang ikut pelatihan seni jaipong dan seni tradisional lainnya, seperti anak- anak sekolah SD dan SMP di sekitaran kecamatan Ibun, Paseh, Majalaya, Solokan Jeruk datang ke sangar kami untuk kerja sama dengan extrakulikuler seni budaya terutama seni jaipong, tapi sekarang saat pandemi seperti ini kami sangat kesulitan mempertahankan roda ekonomi keluarga,” paparnya
Teh inong melanjutkan “seperti terasa lelah, kita lelah, tapi kita masih ingin terus menjadi pengerak seni, karena kalau bukan kita pengeraknya siapa lagi, dan jatuh bangun sebagai pengerak dan pelaku seni belum ada apresiasi dari Pemerintahan Kabupaten Bandung atau Pemerintah Provinsi sepertinya di pandang sebelah mata,” Ungkapnya.
Disinggung mengenai Bantuan Pemerintah untuk pelaku seni dimasa pandemi ini Mang Adang dan Teh Inong mengatakan “kami belum dapat apa-apa dan entah bagaimana atau memang sumber data dari mana kami sampai di lupakan.” pungkasnya.**(usep)