Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Job Fair di Cangkuang, Tawarkan Ratusan Lowongan Kerja
Krismanto - 20 Agustus 2025

Breaking News:
Jalankan Instruksi Gubernur, Bapenda Kabupaten Bandung Pastikan Penghapusan Denda Pajak
Dorong UMKM Naik Kelas, Alfamart Gaungkan Inisiatif UMKM Tumbuh Bersama
Gelar Gerakan Pangan Murah di Polsek Majalaya, 10 Ton Beras Ludes Terjual
Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Job Fair di Cangkuang, Tawarkan Ratusan Lowongan Kerja
Krismanto - 20 Agustus 2025
TOP JABAR – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung kembali menggelar bursa kerja atau Job Fair yang ke-9, kali ini di gelar di wilayah Kecamatan Cangkuang, pada Rabu (20/8/2025).
Acara ini merupakan bagian dari program prioritas Pemerintah Kabupaten Bandung dalam upaya menekan angka pengangguran dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Sekretaris Disnaker Kabupaten Bandung, D.A. Hidayat, mewakili Kepala Disnaker H. Dadang Komara menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu strategi efektif untuk mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
”Acara ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mencapai target penempatan kerja 10.000 orang per tahun, sejalan dengan program prioritas Bapak Bupati,” ujar Hidayat.
Ia menceritakan pengalaman job fair sebelumnya di mana dari 15.000 pencari kerja yang hadir, lebih dari 3.000 orang langsung diterima kerja.
Angka tersebut membuktikan bahwa job fair adalah cara yang efektif dengan modal kecil namun memberikan hasil yang maksimal.
Hingga saat ini, sudah ada 16 agenda job fair yang direncanakan, dengan 9 di antaranya telah dilaksanakan di berbagai kecamatan, seperti Pangalengan, Rancaekek, Lengkrang, Ibun, Baleendah, dan kini di Cangkuang. Rencananya, besok job fair juga akan digelar di Kecamatan Margaasih.
Dalam kesempatan ini, Hidayat juga memaparkan sejumlah program inovatif lainnya yang dilakukan Disnaker untuk menanggulangi pengangguran.
Salah satunya adalah penempatan kerja antar-negara melalui Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK).
”Ada 100 orang yang mengikuti pelatihan bahasa Korea dan 400 orang untuk bahasa Jepang. Sebanyak 200 di antaranya sudah ditempatkan di Jepang,” jelasnya.
Ia juga menceritakan kisah sukses seorang pencari kerja yang tidak pernah putus asa meskipun 29 kali gagal tes, dan akhirnya berhasil diterima di Jepang dengan gaji fantastis mencapai Rp30 juta per bulan.
Selain itu, Disnaker juga berkolaborasi dengan sekolah kejuruan (SMK) untuk mengatasi ketidaksesuaian antara jurusan pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Mereka berencana memberikan pelatihan kompetensi baru, seperti menjahit atau garmen, kepada para lulusan yang jurusannya kurang relevan dengan industri lokal.
”Kami juga melakukan pelatihan kewirausahaan kepada 1.000 orang, dan 700 di antaranya sudah selesai. Terdapat kisah sukses di mana seseorang yang tadinya hanya pengantar kerupuk kini menjadi pengusaha,” ungkap Hidayat.
Meskipun Jawa Barat dikenal sebagai gudang industri, Hidayat tidak menampik bahwa angka pengangguran di provinsi ini termasuk yang tertinggi di Indonesia.
“Angka pengangguran di Kabupaten Bandung masih di 6,36%. Hal ini menjadi isu prioritas tidak hanya di tingkat kabupaten, tetapi juga di tingkat pusat dalam pembangunan nasional,” tuturnya.
Menurutnya, penyebab tingginya angka pengangguran di antaranya adalah ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan industri, serta kurangnya penyebaran informasi lowongan kerja yang efektif.
Job Fair ini pun mendapat apresiasi dari para pencari kerja, yakni Syafia dan Widya. Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat yang akan mencari pekerjaan.
“Saya pertama kali ikut Job Fair ini, menurut saya bagus banget untuk membantu para pencari kerja,” ujar Syafia.
“Jadi Job Fair ini bukan ajang eksistensi saja, tapi untuk memberikan impact bagi kita-kita para pencari kerja. Kegiatan ini menjadi peluang karir buat kita-kita,” tuturnya.
Hal serupa juga disampaikan Widya, dengan adanya Job Fair ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan para pencari kerja.
“Apalagi dengan sistem hybrid, justru memudahkan kita-kita para pencari kerja,” pungkasnya.**