DKPP Soft Launching KUMIS PATIN:  Kolaborasi Kurangi Stunting kepada Calon Pengantin

Roel - 30 Maret 2022

TOP JABAR, Bandung — Kasus stunting menjadi isu yang santer di Indonesia dan di seluruh kelompok sosial ekonomi. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting ini masih berada pada angka 24,4 persen. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung menyelenggarakan kegiatan Pelatihan MABAR B2SA (Makan Benar Beragam, Bergizi, Sehat, dan Aman) bagi Calon Pengantin yang diikuti oleh Penyuluh Perkawinan yang bertanggung jawab bersentuhan langsung terhadap masyarakat yang dilaksanakan pada Rabu 30 Maret 2022.

Penyebab stunting ini adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi sehingga buah hatinya pun turut kekurangan nutrisi, padahal makanan yang dikonsumsi sang ibu akan mempengaruhi kondisi malnutrisi janin.

Baca Juga :

SOSIALISASI MABAR B2SA “PETANI SEHAT INDONESIA KUAT”

Kondisi stunting ini tidak terjadi begitu saja, tapi ada proses yang disebabkan karena masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama sedari masih dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Pencegahan stunting pada anak ini dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan dengan mencukupi asupan makanan yang seimbang melalui nutrisi makro dan mikro. Nutrisi memang mengambil peran penting yang perlu menjadi perhatian lebih bagi para calon ibu atau orang tua mulai sejak masa perencanaan kehamilan hingga menyusui.

Oleh karena itu, diharapkan melalui kegiatan Pelatihan MABAR B2SA bagi Calon Pengantin yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung ini menjadi suatu upaya preventif terhadap intervensi stunting melalui pola konsumsi B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman).

Pola konsumsi B2SA merupakan implementasi konsumsi pangan yang memenuhi prinsip pemenuhan kualitas dan kuantitas keragaman jenis pangan yang dikonsumsi melalui pemilihan makanan dan penyusunan menu yang perlu disosialisasikan sampai pada tingkat terkecil dimulai dalam keluarga hingga kelompok masyarakat dan juga mengarahkan agar pemanfaatan pangan dalam tubuh (food utility) dapat optimal yang mencakup energi, protein, vitamin, dan mineral. Kesadaran yang baik akan lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi masing-masing anggota keluarga sesuai dengan kebutuhannya memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan, dan kehalalan juga efisiensi untuk mencegah pemborosan dalam pengeluaran biaya rumah tangga sehari-hari. (DED)***

Loading

TERKAIT:

POPULER: