Lautan Manusia Rela Antre di Peron Kereta Api Untuk Keluar dari Ukraina

Roel - 10 Maret 2022

TOP JABAR, Jakarta – Untuk ketiga kalinya Rusia menawarkan koridor kemanusiaan kepada Ukraina dengan membiarkan warga sipilnya meninggalkan kota-kota besar selama gencatan senjata terbatas.

Setelah tawaran tersebut, Rusia disebut masih terus menyerang beberapa kota dengan roket. Pertempuran sengit pun masih tetap berkecamuk di berbagai tempat, yang menunjukkan tidak adaya de-eskalasi.

Diwartakan Daily Mail pada Senin, 7 Maret 2022, lautan manusia rela berjepitan di peron kereta api untuk keluar dari Ukraina. Pengungsi Ukraina yang terdiri dari warga sipil, termasuk lansia dan ibu-ibu yang mengungsi ini, memadati stasiun demi keselamatan jiwanya.

Penduduk lansia di sana yang menggunakan papan reyot terpaksa beralih perlahan, setelah jembatan diledakkan oleh militer Ukraina, untuk memperlambat kemajuan Rusia. Kata polisi, per Senin kemarin, sekitar 2.000 orang berhasil keluar dari kota Irpin, dekat Kyiv.

Baca Juga :

Empat Pesawat Pengangkut Pengungsi Taliban di Tahan

Moskow sebelumnya menawarkan enam rute untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan Mariupol, Kharkiv, Sumy dan ibukota Kyiv. Tetapi, rute tersebut belum termasuk pengevakuasian yang akan membawa orang Ukraina langsung ke Rusia.

Satu jalan yang seharusnya aman dari kota pelabuhan selatan Mariupol terkepung langsung melewati ladang ranjau. Menteri Inggris untuk Eropa dan Amerika Serikat, James Cleverly menyebut pada Senin, apapun rencana dari Rusia ini penuh omong kosong dan sangat tidak bermoral dan tidak dapat diterima.

Sementara, Dominik Stillhart, dari Komite Internasional Palang Merah, mengatakan kepada BBC bahwa kesepakatan yang terjadi antara Rusia Ukraina kurang rinci dan hanya berhenti pada prinsip saja.

“Mereka tidak memiliki kesepakatan tentang waktu, jalan, tentang apakah orang bisa keluar atau barang bisa masuk. Kami memiliki tim di Mariupol di lapangan. Mereka siap pada hari Minggu, meskipun faktanya itu tidak sepenuhnya jelas apa sebenarnya perjanjian itu.”

“Segera setelah mereka mencapai pos pemeriksaan pertama, mereka menyadari bahwa jalan yang ditunjukkan kepada mereka sebenarnya telah diranjau,” kata Stillhart, dilansir pada Selasa, 8 Maret, 2022.***[hr]

Loading

TERKAIT:

POPULER: