Waspada! Kota Bandung Tertinggi Penyakit Kelamin Raja Singa di Jabar

Roel - 11 Juni 2023

TOP JABAR, Kota Bandung – Masyarakat Kota Bandung, Jawa Barat, perlu mewaspadai terhadap penyakit sifilis atau raja singa. Pasalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar), angka kasus sifilis atau raja singa tertinggi ada di Kota Bandung. Hal ini diketahui berdasarkan data skrining penyakit sifilis pada 2018-2022.

Seperti diketahui Sifilis adalah infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui kontak seksual dan dimulai dengan luka tanpa rasa sakit biasanya di bagian alat kelamin, dubur, atau mulut.

Menurut Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar, Rochady HS Wibawa, skrining ini dilakukan di beberapa area tertentu di kabupaten dan kota yang ada di Jabar. Hasilnya, Kota Bandung tergolong paling tinggi kasus raja singa.

“Di Kota Bandung untuk pemeriksaan dilakukan di sekitar 29.552 pemeriksaan itu hasilnya memang 830 orang positif sifilis. Wilayah lain kita adakan pemeriksaan, cuma angkanya fluktuatif sesuai dengan jumlah kepadatan penduduk, Kota Bandung paling tinggi,” ujar Rochady, Sabtu (10/6/2023).

Rochady mengatakan, skrining dilakukan di Kota Bandung dan beberapa wilayah lainnya di Jabar baru di beberapa lokasi tertentu. Artinya, jika skrining dilakukan secara menyeluruh, kasus yang ditemukan bisa lebih banyak dibanding data saat ini.

Baca Juga :

Jelang Hari Bhayangkara ke-77, Polres Cimahi Polda Jabar Laksanakan Bakti Kesehatan Donor Darah Masal

Menurut Agung SKM Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung bahwa di Kota Bandung pada tahun 2019 hanya ditemukan 264 kasus positif sifilis dari 11.083 orang. Tahun 2020, 11.430 orang diperiksa, temuan kasus menjadi 300 orang. Tahun 2021 12.228 orang diperiksa, ditemukan positif 332 orang. Sampai akhirnya tahun 2022, temuan kasus naik menjadi 881 orang karena yang diperiksa 30.311 orang.

“Jadi kalau kita lihat positive rate di 2014-2017 itu tingginya 5 persen, tapi 2021-2022 hanya 3 persen saja. Tapi memang kalau lihat jumlahnya memang bertambah karena kita lebih banyak mencari. Jadi temuan itu bertambah karena memang pengecekan dini itu masif dilakukan,” ujar Agung.***

Loading

TERKAIT:

POPULER: