TOP JABAR – Mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, 60 persen pemilihnya berasal dari Jawa Barat diantaranya anak-anak muda.

Jawa Barat terbilang cukup spesifik, dimana tidak pernah ada satu partai di Jawa Barat yang bisa bertahan lebih dari satu periode.

Yang unik dari Jawa Barat ini, ketika Pilpres, partai itu cenderung tidak terlalu bisa meraih suara dari masyarakat. Justru yang bisa meraih suara tersebut adalah sosok figurnya partainya.

Terkait berubah-rubahnya peran anak muda dalam Pilpres, Pengamat Politik, Karim Suryadi mengatakan berbicara politik Jawa Barat ada satu misteri atau anomali.

“Karena saya sering ditanya dan sering bertanya-tanya, apa itu soal keterwakilan,” kata Karim Suryadi dikutip dari kanal youtube Pikiran Rakyat. Rabu, 11 Oktober 2023.

“Karena kalau dilihat dari demografi, Jawa Barat kan penduduk terbesar kedua setelah Jawa. Tapi jangan lupa, Jawa Barat itu penyumbang suara terbesar,” sambungnya.

Ia menambahkan meski 60 persen di Jawa Barat penyumbang suara terbesar setiap Pilpres, tetapi jika anak-anak muda tidak perlu politik, menurutnya itu salah.

“Saya pernah ngobrol dengan mereka, sebenarnya mereka sangat tertarik dengan politik dan peduli,” ujarnya.

“Hanya masalahnya mereka mengatakan, apa yang ditawarkan dan dilakukan oleh capres atau caleg, belum klik dengan pikiran mereka,” jelasnya.

Dengan demikian, ia ingin melihat bahwa keadilan yang ditimbulkan oleh dampak diambilnya satu tokoh terhadap komunitasnya dan sumbangannya bagi nasional itu dirasakan juga.

“Karena apa, ini bukan semata-mata keadilan, ini soal shortcut, bagaimana menumbuhkan gairah daerah. Sebab jangan lupa, gairah itu menular,” tuturnya.

“Jadi menurut saya, itulah sebuah anomali atau misteri Jawa Barat dengan keunggulan seperti itu, tapi dengan tingkat keterwakilan yang sangat minim dan itu tidak masuk akal secara teori. Mestinya Jawa Barat menjadi rebutan koalisi manapun,” pungkasnya.***

Sumber: Youtube Pikiran Rakyat.