Gugurnya Tiga Polisi di Tanah Way Kanan
Noerul HR - 17 Maret 2025

Breaking News:
Sinergi Bio Farma dan Lemhanas RI, Dorong Ketahanan Kesehatan Nasional Lewat P4N 68
RKPD Kabupaten Bandung 2026 Disepakati, Peningkatan Kualitas SDM dan Infrastruktur Jadi Prioritas
Kolaborasi Peduli Hunian: Soni Daniswara Survey Rutilahu di Bojongloa Kaler
Tirta Raharja Hadirkan Diskon Sambungan Baru hingga 25%, Khusus untuk Warga Kabupaten Bandung
Lindungi Investasi, Moeldoko Serukan Aksi Tegas Lawan Premanisme
Noerul HR - 17 Maret 2025
TOP JABAR, Bandung – Senja belum sepenuhnya menutup hari ketika suara tembakan memecah keheningan di Kampung Karang Manik, Negara Batin, Way Kanan, Lampung. Apa yang seharusnya menjadi penggerebekan berubah menjadi mimpi buruk.
Tiga anggota Polres Way Kanan, yang datang untuk menegakkan hukum, justru menjadi korban dari kebiadaban orang tak dikenal. Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus, dan Bripda Ghalib, gugur di tempat tugas mereka jatuh di tanah yang seharusnya mereka lindungi. Mereka mengalami luka tembak di bagian kepala yang membuat ketiganya tewas di lokasi kejadian.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar terjadi peristiwa penembakan terjadi dengan kronologis yakni 17 personel Polres Way Kanan mendatangi tempat sabung ayam, saat di TKP langsung ditembaki oleh orang tak dikenal sehingga 3 personel gugur dalam tugas,” katanya, Senin (17/3/2025).
Saat ini kata dia, ketiga jenazah anggota tersebut tengah dalam perjalanan kr Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk dilakukan proses autopsi.
Baca Juga :
Juru Parkir Tewas Dikeroyok, Satu Pelaku Geng Motor Ditangkap
“Jenazah sedang dievakuasi untuk dibawa ke RS Bhayangkara Polda Lampung untuk diautopsi dan kini Kapolda menuju TKP dan kini kita fokus mengamankan anggota yang lain,”tandasnya.
Beredar kabar arena judi sabung ayam yang digerebek oleh polisi adalah milik oknum TNI AD. Hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak TNI maupun Polri mengenai hal ini.
Darah mereka mengering di bawah cahaya senja, meninggalkan duka dan tanya: siapa yang berani menantang hukum dengan peluru? Siapa yang menghendaki kematian para penjaga negeri?
Malam itu, Way Kanan tak lagi sama. Di balik desiran angin dan gemuruh hujan yang mungkin turun, ada dendam yang membara—dan keadilan yang menunggu untuk ditegakkan.* [red]