Dinkes Tasikmalaya Terus Awasi Korban Keracunan Chiki Ngebul

Roel - 9 Januari 2023

TOP JABAR – Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya akan terus melakukan pemantauan terkait kondisi korban dugaan keracunan jajanan chiki ngebul. Pasalnya, selama ini tidak ada laporan korban masih mengalami gejala setelah keracunan.

Kepala Bidang Pengawasan Pelayanan Kesehatan dan Tempat Usaha, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Reti Zia Dewi, mengeklaim selama ini pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap korban. Menurut dia, para korban kondisinya telah kembali sehat.

“Kondisinya sekarang, para korban kami terus pantau bersama puskesmas. Alhamdulillah tidak ada gejala dan sudah sehat semua,” kata dia, Senin, 9 Januari 2023.

Ia mengatakan, kejadian diduga keracunan itu terjadi pada 15 November 2022 pagi. Ketika itu, terdapat sejumlah siswa di SDN Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami gejala mual dan muntah usai menyantap jajanan di lingkungan sekolah mereka.

Menurut Reti, tim dari puskesmas langsung melakukan peninjauan ke tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil peninjauan itu, terdapat 24 orang yang memakan jajanan chiki ngebul tersebut. Sebanyak tujuh orang harus dilarikan ke puskesmas, dan satu orang di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (RS SMC). Sementara sisanya tidak mengalami gejala.

Baca Juga :

Keren! Masjid Raya Al-Jabbar Jadi Ikon Baru Jabar

Reti menjelaskan, satu orang yang dirujuk ke RS SMC itu hanya menjalani observasi, lantaran mengalami gejala mual dan muntah. Namun, setelah tiga jam, korban diperbolehkan pulang.

Setelah itu, menurut dia, tak ada laporan lanjutan. Kendati demikian, tim dari Puskesmas Leuwisari disebut terus melakukan pemantauan terkait kondisi korban.

Ihwal adanya gejala kembung yang masih dialami salah satu korban, Reti mengaku akan melakukan peninjauan kembali.

“Akan kami lihat ulang. Karena ini sudah tiga bulan, kalau dari ilmu kedokteran, saya rasa sudah tidak ada pengaruh zat. Saya rasa itu ada masalah kesehatan lain. Kami akan pantau terus dengan puskesmas setempat,” kata dia.***

Loading

TERKAIT:

POPULER: