BGN Sosialisasikan Kebijakan Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat
Krismanto - 28 Oktober 2025

Breaking News:
Pelayanan SKCK Polresta Bandung Dipuji Warga: Cepat, Ramah, Berbasis Digital POLRI Super App
Kelurahan Jamika dan Puskesmas UPT Sukapakir Gelar Pertemuan WPA untuk Penanggulangan HIV/AIDS
Bukan OTT! Kejagung Beberkan Alasan Pemeriksaan Wakil Wali Kota Bandung
Sat Narkoba Polresta Bandung Ungkap 26 Kasus Narkoba dan Home Industri Tembakau Sintetis
Krismanto - 28 Oktober 2025

TOP JABAR – Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Kedeputian Bidang Sistem dan Tata Kelola menggelar kegiatan Sosialisasi Kebijakan dan Tata Kelola Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk wilayah Provinsi Jawa Barat.
Acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 28 hingga 30 Oktober 2025 di Kota Bandung, Jawa Barat ini bertujuan untuk memastikan seluruh dapur operasional Program MBG di Jawa Barat memahami dan melaksanakan standar yang ditetapkan.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri sejumlah peserta yang berasal dari berbagai unsur pengelola dapur, termasuk Kepala Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG), Ahli Gizi, Akuntan, dan Wakil Yayasan.
Sosialisasi di Jawa Barat ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang akan dan sudah dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menjelaskan bahwa tujuan utama dari sosialisasi ini adalah mendistribusikan dan memastikan implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP), Tata Kelola, dan Petunjuk Teknis (Juknis) pengelolaan MBG di seluruh dapur yang sudah beroperasi.
“Ini adalah kegiatan sosialisasi SOP, Tata Kelola, dan Juknis dari pengelolaan MBG di semua dapur-dapur yang sudah operasional. Supaya semua dapur melaksanakan SOP. Itu tujuan dari sosialisasi ini,” tegas Tigor Pangaribuan.
Ia juga menambahkan bahwa setiap peserta yang hadir diwajibkan untuk memahami SOP dan berkomitmen untuk melaksanakannya.
Khusus Jawa Barat, saat ini sudah terdapat 2.700 dapur MBG yang beroperasi.
Fokus pada Ketepatan Sasaran, Mutu, dan Pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Salah satu peserta sosialisasi, Faishal Agus, Kepala SPPG Matargali 2, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, menekankan kembali poin-poin penting yang disoroti dalam pertemuan tersebut.
“Yang disampaikan itu terkait penerimaan manfaat yang harus cepat sasaran,” ujar Faishal.
“Terus juga tetap yang harus kita fokusnya adalah parameter mutu terkait dari ketepatan jumlah, terus jangan sampai ada kejadian KLB (Kejadian Luar Biasa) dan lain sebagainya,” jelasnya.
Faishal juga memaparkan kondisi di dapurnya. Saat ini, dapur yang ia kelola memproduksi sekitar 2.000 porsi per hari, meskipun target akhirnya adalah 3.200 porsi.
Keterlambatan mencapai target disebabkan oleh ketentuan program yang mengharuskan peningkatan porsi secara bertahap, dimulai dari 1.000, lalu 1.500, hingga mencapai jumlah yang ditentukan.
Terkait kendala operasional harian, Faishal menyebut bahwa tantangan terbesar adalah penyesuaian perhitungan jumlah bahan baku di awal program. Namun, seiring berjalannya waktu dan kerjasama tim, kendala tersebut dapat diatasi.
“Paling kendalanya kalau misalkan di dapur itu, kita perhitungan jumlah bahan baku bisa jadi kelebihan atau kekurangan,” tuturnya.
“Tapi lamban laun kita menyesuaikan, dari ahli gizi sama akuntan untuk PO bahan baku itu seiring berjalannya waktu bisa menyesuaikan. Jadi bisa sesuai dengan kebutuhan dan gramasi,” tambahnya.
Untuk mencegah terjadinya KLB, Faishal menegaskan pentingnya menjalankan SOP secara ketat, terutama yang berkaitan dengan personal hygiene.
“Ya jelas SOP itu harus dijalankan secara ketat, jadi mulai dari personal hygiene-nya, terus juga SOP-SOP yang harus diterapkan di dapur itu harus benar-benar diterapkan dengan sangat teliti, karena ini menyangkutnya dengan pangan, jadi pangan itu kan sangat sensitif, jadi jangan sampai ada hal-hal yang personal hygiene-nya dilupakan,” pungkas Faishal.**
![]()