Kesenjangan Sosial Masih Menjadi Pekerjaan Rumah bagi Presiden Terpilih
Krismanto - 15 Juli 2024

Krismanto - 15 Juli 2024
TOP JABAR, Kota Bandung – Akhir-akhir ini kita disajikan berbagai macam persoalan isu sosial, mulai dari meningkatnya kriminalitas menjelang tahun ajaran baru sekolah, sebagian anak tidak menerima ijazah setelah selesei jenjang belajar dikarenakan tunggakan kewajiban, hingga kasus salah tangkap pelaku kriminalitas oleh Polri. Hal ini menjadi saksi bisu potret kesenjangan sosial yang masih harus terus dikikis dinding pemisahnya. Tentu diantara penyebabnya karna faktor kondisi demografi yang berbeda, pendidikan yang tidak merata, kurangnya lapangan kerja, serta perbedaan status sosial di Masyarakat.
Disisi lain, kita menyongsong pergantian pemerintahan yang baru, tentu ini menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani secara serius oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kabar baiknya isu ini menjadi 1 dari 8 program Presiden dan Wakil Presiden terpilih yaitu, “Memperkuat pembangunan sumberdaya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas”.
Hal ini tentu menjadi oase bagi publik ditengah maraknya isu kesenjangan sosial yang akhir-akhir menjadi suguhan dan sekaligus menjadi harapan agar kedepan menjadi lebih baik.
Namun demikian, isu kesenjangan sosial ini tentunya bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata, namun kita semua sebagai warga negara perlu memberikan kontribusi dalam mengurangi dan menanggulanginya.
Pada tahun ajaran 2024 ini misalnya untuk sektor pendidikan, desa inklusi mencatatkan aduan siswa lulus sekolah namun tidak mampu membawa pulang ijazah karna alasan ketidakmampuan dalam administrasi meningkat dari tahun sebelumnya. Ini menjadi bukti nyata akan kian maraknya isu ketimpangan sosial terjadi disekitar kita, dalam berbagai sektor.
Baca Juga :
Wakil Sekjen PKP Estiana: Turun ke Akar Rumput dan Sejahterakan Mereka
Hal ini juga yang menjadi pokus dari hadirnya Desa Inklusi sebagai wadah dan sarana dalam menanggulangi dan mengurangi ketimpangan sosial, kususnya dalam hal pendidikan anak, disabilitas dan pemberdayaan perempuan. Kami berkomitment untuk terus berkarya bersinergi dan mendorong program pemerintah dalam mengurangi dan mengatasi isu kesenjangan sosial di masyarakat.
Dan tentunya kami membutuhkan dukungan dari semua stakeholders dan juga pemerintah dalam hal ini kementrian sosial dan juga kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ucap Estiana yang kedepannya Insya Allah siap bilamana diamanahkan mengemban tugas dalam pemerintahan presiden terpilih 2024-2029. dengan harapan tentunya perempuan Indonesia harus berdaya, turut berperan menjaga kearifan lokal , dan menciptakan iklim kedamaian antara suku, agama, bangsa dan negara.*
Profil
Nama : Estiana Fithriana Dewi
Pendidikan : Universitas Padjajaran
Jabatan saat ini : Dewan Pembina Desa Inklusi
Ketua Pemberdayaan Perempuan DPP HNSI ( Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia)
VP Investor Trust
Pengalaman : Ex Banker BUMN
Taplai Lemhanas RI
Wanita Inspirasi IPEMI
Wasekjen PKP
Caleg DPR RI Jabar 1