“Dendam” Arab Saudi Bombardir Sanaa Yaman Lewat Serangan Udara
Redaksi - 28 Maret 2022
Breaking News:
Bawa Obat Terlarang, Seorang Pemuda Diamankan Tim Si Jalak Presisi Polresta Bandung
Kemenkopolhukam RI Bersama Polda Jabar Gelar Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Jelang Libur Lebaran
Terobosan Baru, IPDN Produksi Air Mineral Kemasan Bermerk PRAJA
Rampas Mobil dan Ancam Korban di Nagreg, 6 Debt Collector Diamankan Polresta Bandung
Redaksi - 28 Maret 2022
TOP JABAR, Jakarta – Arab Saudi membalas dendam ke kelompok Houthi di Yaman. Minggu (27/3/2022) dini hari waktu setempat, negeri Raja Salman melancarkan serangan udara.
Menurut TV Al Ekhbariya, serangan itu menargetkan Sanaa, ibu kota yang dikuasai kelompok Houthi. Serangan dimulai tak lama setelah Houthi yang didukung Iran mengumumkan gencatan senjata tiga hari.
Houthi juga menawarkan pembicaraan damai. Asalkan Arab Saudi menghentikan serangan udara, blokade Yaman dan mengusir pasukan asing.
“Serangan udara di kamp-kamp dan benteng-benteng Huthi di Sanaa dimulai sekitar tengah malam,” cuit media tersebut dikutip France 24, Senin (28/3/2022).
Sebelumnya, Houthi menjadi biang keladi atas terbakarnya depot minyak di Kota Saudi, Jeddah. Teror ini dilancarkan jelang pagelaran F-1 yang berlangsung Minggu.
Melansir Aljazeera, Sabtu (26/3/2022), Juru Bicara Militer Houthi Yaman Yahya Sarea, mengaku telah menyerang fasilitas raksasa migas Arab Saudi, Saudi Aramco, dengan roket dan kilang Ras Tanura dan Rabigh diserang drone.
Baca Juga :
Lautan Manusia Rela Antre di Peron Kereta Api Untuk Keluar dari Ukraina
Yahya Sarea, dalam sebuah pernyataannya bahkan menambahkan bahwa serangan tersebut juga menargetkan sejumlah fasilitas vital di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh.
Sementara itu, PBB bereaksi. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk peningkatan permusuhan yang tiba-tiba.
Dia mengatakan bahwa delapan warga sipil, termasuk lima anak-anak dan dua wanita, dilaporkan tewas dalam serangan balasan di Sanaa. Kompleks PBB juga dirusak.
“Sekretaris Jenderal sangat mengutuk eskalasi konflik baru-baru ini di Yaman,” kata Juru Bicara Stephane Dujarric.***