Inovasi Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bandung, Bupati Dadang Supriatna Optimis dengan Teknologi Hidrodrive dan PLTSa
Krismanto - 18 Juli 2025

Krismanto - 18 Juli 2025
TOP JABAR – Kabupaten Bandung terus menunjukkan komitmennya dalam mengatasi permasalahan sampah dengan memperkenalkan inovasi teknologi yang diharapkan mampu mengelola sampah secara lebih efektif dan efisien.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengungkapkan optimismenya terhadap penggunaan teknologi pengolahan sampah, termasuk mesin berkapasitas 10 ton per jam dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), yang diharapkan dapat mewujudkan Kabupaten Bandung “zero sampah” di masa depan.
Selain itu, Bupati Dadang Supriatna menyoroti usulan kepada Presiden terkait implementasi TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang menggunakan teknologi hidrodrive.
“TPST ini adalah salah satu pengolahan sampah dengan pola teknologi hidrodrive, yang mana kapasitasnya 10 ton per jam. Alhamdulillah,” ujar Bupati Dadang. Jumat, 18 Juli 2025.
Bupati Dadang Supriatna menjelaskan lebih lanjut mengenai proses pengolahan sampah menggunakan teknologi hidrodrive. Dari 10 ton sampah per jam yang diolah, akan dihasilkan tiga komponen utama yakni, Residu, Refuse Derived Material (RDM), dan Sampah Organik.
“Sebelum masuk ke mesin hidrodrive, sampah akan dipilah terlebih dahulu untuk memisahkan residu.Residu yang telah dipilah kemudian diolah dan dikeringkan hingga menjadi RDM,” tuturnya.
“Sampah organik yang terpisah akan ditampung oleh koperasi Bangbara, yang kemudian diolah menjadi pupuk organik. Ini kita sudah berjalan,” tambahnya.
Selain teknologi hidrodrive, Kabupaten Bandung juga mengembangkan pengolahan sampah yang menghasilkan energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Saat ini, PLTSa yang beroperasi memiliki kapasitas pengolahan 10 ton per hari dengan menghasilkan 100 KWH listrik.
“Alhamdulillah ternyata sudah bisa ditemukan oleh Pak Jaka ya. Insyaallah kita akan implementatif,” kata Bupati Dadang.
Ia juga menyebutkan rencana pengembangan PLTSa dengan kapasitas yang lebih besar, yaitu 100 ton per hari, yang diperkirakan akan menghasilkan sekitar 700 KW listrik. Proyek ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 36 miliar.
Kolaborasi Teknologi dan Target Nol Sampah
Bupati Dadang Supriatna melihat potensi besar dalam mengkolaborasikan teknologi hidrodrive dengan PLTSa.
Saat ini, teknologi hidrodrive masih menggunakan listrik dari PLN, sehingga ada gagasan untuk menggabungkan kedua sistem agar PLTSa dapat menyediakan pasokan listrik untuk operasional mesin hidrodrive.
Pemerintah Kabupaten Bandung berencana membangun TPST di tujuh titik strategis. Saat ini, empat titik sudah beroperasi, dan tiga titik lainnya akan segera dibangun.
“Kalau di 7 wilayah ini, daerah pembangunan 7 dapil ini sudah terpenuhi, maka insya Allah mungkin masih ada kurang lebih 100 ton per hari (sisa sampah),” jelasnya.
Dari total produksi sampah di Kabupaten Bandung yang mencapai 1.282 ton per hari, dengan rampungnya tujuh TPST ini, sampah yang harus dibuang ke TPA akan menyisakan sekitar 100 ton per hari.
“Tentu ini kita akan terus lakukan setiap tahunnya, dan intervensi anggaran tahun depan juga kita akan tambahkan lagi. Nah sehingga ke depan, tetap di Kabupaten Bandung ini harus zero sampah,” tegas Bupati.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini, sampah yang dikirim ke Sarimukti hanya sekitar 40 liter per hari, dan pihaknya terus berupaya agar di masa depan, tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA.
Menariknya, mesin-mesin pengolah sampah ini, baik teknologi hidrodrive maupun teknologi pembakaran sampah dengan pengurangan karbon, merupakan hasil karya warga Kabupaten Bandung sendiri.
“Mesin-mesin ini pembuatnya memang warga Kabupaten. Jadi kebetulan, jadi dua-duanya orang Kabupaten Bandung. Menemukan teknologi,” pungkas Bupati Dadang Supriatna, menunjukkan kebanggaannya terhadap inovasi lokal.
Dengan peluncuran teknologi hidrodrive 10 ton per jam dan pengembangan PLTSa, Bupati Dadang optimis bahwa permasalahan sampah di Kabupaten Bandung akan dapat terselesaikan secara komprehensif.**