RW 16 Desa Girimekar Jadi Contoh Wilayah Zero Waste di Kabupaten Bandung
Krismanto - 10 Desember 2024

Krismanto - 10 Desember 2024
TOP JABAR – RW 16 di Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu wilayah percontohan zero waste. Berkat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh setempat, wilayah ini telah empat tahun berjalan tanpa membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Menurut Ketua RW 16, Nandang Sudrajat, keberhasilan ini tidak lepas dari semangat gotong-royong warga yang peduli pada kebersihan lingkungan.
“Kita ingin wilayah ini bersih, sehat, dan tidak merugikan lingkungan, apalagi posisi tanah kami lebih tinggi dari wilayah lain,” ujar Nanang usai wilayahnya dilakukan penilaian lomba pemukiman/RW bersih oleh Dinas LH Kabupaten Bandung. Selasa, 10 Desember 2024.
“Jika sampah dikelola secara asal, dampaknya akan dirasakan masyarakat di bawah. Maka kami berpikir, yuk kita selamatkan lingkungan kita dan orang lain,” ungkapnya.
Nanang menambahkan, RW 16 menerapkan sistem pengelolaan sampah yang menyeluruh, mulai dari pengambilan sampah di rumah-rumah warga hingga proses pengolahan di tingkat RW. Sampah diambil tiga kali dalam seminggu dengan biaya terjangkau sebesar Rp2.000 per rumah.
“Kami membuat biaya serendah mungkin agar masyarakat tidak tergoda membuang sampah sembarangan atau membakarnya,” tambah Nandang.
Selain itu, setiap bulan, RW 16 mengelola sekitar 3 ton sampah tanpa membuangnya ke TPA. Sampah organik diolah menjadi kompos untuk pertanian atau digunakan dalam kolam ikan dan peternakan bebek, sedangkan sampah anorganik seperti kardus dan botol dijual untuk tambahan penghasilan.
Dengan inovasi yang dilakukan oleh RW 016, pengelolaan ini memberikan nilai ekonomis yang signifikan. Hasil penjualan sampah anorganik dikelola langsung oleh penggiat lingkungan setempat.
Selain itu, warga juga memanfaatkan hasil pengolahan seperti kompos, ikan, dan ternak untuk kebutuhan sehari-hari maupun tambahan pendapatan.
“Uang dari hasil pengolahan dikembalikan untuk penggiat lingkungan yang jumlahnya sembilan orang,” tuturnya.
“Ini sebagai penghargaan atas jasa mereka. Selain itu, ada tambahan berupa hasil dari kolam ikan, peternakan bebek, dan kebun buah yang dikelola bersama,” tambahnya.
RW 16 membuktikan bahwa konsep zero waste bukan hanya tentang pengelolaan sampah, tetapi juga membangun kesadaran kolektif demi lingkungan yang lebih baik.
“Kami ingin menjadi inspirasi bagi wilayah lain, bahwa zero waste itu mungkin dilakukan jika ada kolaborasi dan komitmen,” tutup Nandang.***