4 Tradisi Unik Menyambut Ramadhan di Indonesia, diantaranya ‘Munggahan’
Roel - 28 Maret 2022

Roel - 28 Maret 2022
TOP JABAR, Jakarta – Tak terasa dalam beberapa hari lagi, kita akan memasuki bulan suci Ramadan, momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim di seluruh dunia. Selama sebulan penuh, umat Muslim akan berpuasa dan memperbanyak amalan untuk menyempurnakan ibadah. Di Indonesia, menjelang bulan Ramadan, dilakukan sejumlah tradisi kegiatan.
Tradisi kegiatan ini telah dilakukan secara turun-menurun. Biasanya masyarakat di berbagai daerah melakukan tradisi untuk menggelar acara menyambut bulan Ramadhan.
Apa saja tradisi unik di Indonesia menyambut Ramadhan ini ulasannya.
1. Munggahan
Tradisi Munggahan ini dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat. Munggahan dilaksanakan pada akhir bulan Sya’ban atau beberapa hari menjelang bulan Ramadan. Wujud pelaksaannya pun bermacam-macam sesuai kebiasaan suatu daerah ataupun keluarga itu sendiri. Misalnya saja berkumpul bersama keluarga besar hingga kerabat jauh.
Bentuk lainnya pun berupa makan bersama, dan berlanjut dengan saling meminta maaf kemudian memanjatkan doa bersama.
Munggahan dilakukan sebagai cara untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadan serta wujud rasa syukur kepada Allah.
Kata munggahan sendiri berasal dari Bahasa Sunda sesuai kemunculannya. Awalan kata tersebut berupa unggah yang memiliki arti naik. Tak hanya memilki arti sederhana berupa naik, munggahan juga mempunyai makna tersendiri yang erat kaitannya dengan bulan Ramadhan.
2. Meugang
Di Aceh terdapat tradisi yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan, yaitu Meugang. Tradisi Meugang ini telah dilakukan sejak masa Kerajaan Aceh pada 1607-1636 Masehi. Ketika itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah besar yang kemudian membagikannya kepada seluruh warga Aceh.
Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur serta tanda terima kasih kepada warga Aceh. Hingga saat ini, tradisi ini pun mengakar di tengah masyarakat serta dilaksanakan untuk menyambut hari besar umat Islam. Tradisi Meugang dilakukan dengan memasak daging dalam jumlah besar, yang kemudian akan disantap bersama keluarga atau kerabat.
Selain itu, daging yang telah dimasak ini juga dibagikan ke masjid. Hal ini dilakukan agar semua orang dapat merasakan kebahagiaan dan kebersamaan.***
3. Apeman
Tradisi Apeman dilakukan masyarakat Yogya menjelang datangnya bulan Ramadhan. Tradisi dilakukan dengan membuat kue apem secara tradisional oleh anggota keluarga Keraton Yogyakarta Hadiningrat.
Tradisi Apeman dipimpin oleh permaisuri sultan serta diikuti bersama para perempuan dari keluarga keraton lainnya. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah serta ungkapan rasa terima kasih.
4. Nyadran
Nyadran adalah tradisi yang dilakukan dengan serangkaian kegiatan. Mulai dari membersihkan makam keluarga, membawa makanan hasil bumi (sadranan), kemudian makan bersama (kenduri), yang dilakukan satu bulan sebelum dimulainya puasa.
Tradisi Nyadran ini dipercaya sebagai ritual pembersihan diri menjelang puasa Ramadan, bentuk bakti kepada anggota keluarga yang telah meninggal dengan membersihkan makam hingga mengirim doa. Tradisi ini kerap dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah.***