Optimalisasi Penanganan Sampah dalam Pandangan Islam
Roel - 4 Februari 2022

Breaking News:
Jalankan Instruksi Gubernur, Bapenda Kabupaten Bandung Pastikan Penghapusan Denda Pajak
Dorong UMKM Naik Kelas, Alfamart Gaungkan Inisiatif UMKM Tumbuh Bersama
Gelar Gerakan Pangan Murah di Polsek Majalaya, 10 Ton Beras Ludes Terjual
Disnaker Kabupaten Bandung Gelar Job Fair di Cangkuang, Tawarkan Ratusan Lowongan Kerja
Roel - 4 Februari 2022
Oleh : Tawati (Muslimah Revowriter Majalengka)
Top Jabar, Kota Bandung – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menerima kunjungan kerja Delegasi Kedutaan Besar Jepang untuk membahas terkait dengan manajemen tata kelola persampahan wilayah Jawa Barat di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (27/1/2022).
Ikut serta dalam rombongan delegasi, yaitu Japan International Coorperation Agency (JICA). Mereka bermaksud menawarkan bantuan untuk pengembangan optimalisasi penanganan sampah di Jabar. (Tribunjabar.id, 28/1/2022)
Setiap hari masyarakat memang menghasilkan sampah dengan jumlah yang sangat banyak. Produksi sampah bertambah banyak seiring peningkatan jumlah penduduk. Setidaknya ada 23.000 ton sampah dihasilkan setiap hari di Jawa Barat. Jika dihitung setiap orang berkontribusi menghasilkan sampah 0,5 kilogram per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jabar Prima Mayaningtyas beberapa waktu lalu mengungkapkan, 40 persen dari jumlah sampah tersebut belum tertangani dengan baik. Hal itu tentu berpotensi menyebabkan banjir dan menimbulkan penyakit.
Pengelolaan sampah yang tepat tentulah sangat mendesak untuk dilakukan. Tanpa langkah yang tepat, segudang masalah terkait pengelolaan sampah berpotensi terus membebani. Perlu adanya upaya terintegrasi dari seluruh sektor dalam pengelolaan sampah.
Kerjasama dalam pengembangan optimalisasi penanganan sampah, tentu bukanlah langkah yang tepat. Karena kerjasama terhadap negara asing dalam bentuk apapun termasuk penanganan sampah, sejatinya sama saja dengan mengokohkan hegemoni kapitalisme. Dimana para pemodal telah melihat bahwa adanya peluang untuk mendapatkan profit dari sampah tersebut.
Langkah yang tepat tentu bisa kita kembalikan pada pengaturan Islam saja. Islam adalah agama yang sempurna, tidak ada satu hal dalam kehidupan kita melainkan Islam telah memberikan arahan dan petunjuknya. Semua kandungan ajaran dalam Islam bertujuan untuk menjadikan manusia hidup bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat.
Selain masalah kebersihan diri, Islam juga sangat memperhatikan kebersihan lingkungan yang ada di sekitar kita. Karena sebagai agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, Islam tidak akan membiarkan manusia merusak atau mengotori lingkungan sekitarnya.
Tidak seperti sistem demokrasi yang diterapkan hari ini dimana aturan buatan manusia yang jelas-jelas tak menyelesaikan persoalan tidak bisa diharapkan. Kita tentu masih ingat dengan maraknya impor sampah beberapa waktu lalu.
Negeri kita adalah negeri yang kaya raya hanya bisa kuat dan berdaya, baik ke dalam maupun ke luar negeri ketika punya landasan kokoh yakni ideologi dan diurus dengan aturan yang benar, yakni aturan-aturan Islam. Islam sendiri memiliki mekanisme pengelolaan sampah.
Dalam Islam, pengelolaan sampah dibingkai dalam tiga kerangka besar, yakni:
Dalam kerangka individual, Islam mendorong kesadaran individu terhadap kebersihan, sebagaimana hadis Rasulullah SAW: “Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.” (HR. Baihaqi).
Pemahaman tentang kebersihan yang mendasar ini menumbuhkan kesadaran individual untuk pemilahan sampah dan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.
Pengurangan sampah secara individual dapat dilakukan dengan mengonsumsi sesuatu secukupnya, makanan misalnya. Upaya minimalisir juga tertancap dalam gaya hidup Islami, karena setiap kepemilikan akan ditanya tashoruf-nya (pemanfaatannya). Bernilai pahala atau berbuah dosa.
Pada kondisi-kondisi tertentu, upaya individual menjadi sangat terbatas dalam pengelolaan sampah. Karena itulah upaya pengelolaan sampah komunal diperlukan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, mulia dan menyukai kemuliaan, bagus dan menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu.” (HR. At-Tirmidzi).
Pengelolaan sampah komunal dilakukan dengan prinsip taawun, bekerja sama dalam kebaikan. Bahkan bisa jadi antar masyarakat terdapat aghniyaa’ (orang kaya) yang bersedia mewakafkan tanahnya untuk mengelola sampah komunal. Masyarakat dapat dibebani kewajiban membakar, memilah atau mengelola secara bergantian.
Kekhilafahan Islam telah mencatat pengelolaan sampah sejak abad 9-10 M. Pada masa Bani Umayah, jalan-jalan di Kota Cordoba telah bersih dari sampah karena ada mekanisme menyingkirkan sampah di perkotaan yang idenya di bangun oleh Qusta ibn Luqa, ar-Razi, Ibn al-Jazzar dan al-Masihi.
Tokoh-tokoh Muslim ini telah mengubah konsep sistem pengelolaan sampah yang sebelumnya hanya diserahkan pada kesadaran masing-masing orang, karena di perkotaan padat penduduk telah berpotensi menciptakan kota yang kumuh. (Lutfi Sarif Hidayat, 2011).
Sebagai perbandingan, kota-kota lain di Eropa pada saat itu belum memiliki sistem pengelolaan sampah. Sampah-sampah dapur di buang penduduk di depan-depan rumah mereka hingga jalan-jalan kotor dan berbau busuk. (Mustofa As-Sibo’i, 2011).
Kebersihan membutuhkan biaya dan sistem yang baik, namun lebih dari itu perlu paradigma mendasar yang menjadi keseriusan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan upaya preventif dalam menjaga kesehatan.
Baca Juga :
6 Bahan Alami yang Dapat Melunakkan Daging Selain Nanas
Edukasi masyarakat dapat dilakukan Pemerintah dengan menyampaikan pengelolaan sampah yang baik merupakan amal salih yang dicintai Sang Pencipta. Oleh karena itu, kesadaran untuk menggunakan sistem yang langsung berasal dari Sang Khalik adalah menjadi hal yang urgen untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik.
Demikianlah pengaturan Islam dalam kehidupan yang jika aturannya diterapkan akan membawa banyak kebaikan dan keberkahan.
Wallahu a’lam bishshawwab.