Pelatihan dan Lokakarya “Kita Berkisah Keberagaman”
Roel - 31 Juli 2022

Roel - 31 Juli 2022
TOP JABAR, Kota Bandung – SMAN 1 Cileunyi (Anisa Rahmadina, Jhehan Alief Bagas S.) dan MAN 2 Kota Bandung (Intan Sri Utami, Ganjar Gumelar) mengikuti Pelatihan & Lokakarya “Kita Berkisah Keberagaman” yang dilaksanakan oleh CREATE (Creative Youth For Tolerance) atas dukungan Kemendikbud RI dan Kemenag RI bertempat di Novotel Hotel Bandung pada tanggal 29 – 31 Juli 2022.
Acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat toleransi serta keberagaman yang ada di sekolah. Peserta dilatih untuk menjadi duta yang dapat menularkan toleransi dan keberagaman di lingkungan sekolah melalui penciptaan karya seni dan budaya.
Peserta dalam kegiatan tersebut terdiri dari peserta didik dari berbagai tingkat satuan pendidikan SMA/MAN/sederajat, dan penyandang difabel. Adapun fasilitator dalam kegiatan tersebut dari berbagai lembaga terkait diantaranya Tim CREATE dan Tim Fasilitator SLBN Cicendo.
CREATE mengadopsi pendekatan berbasis seni dan budaya yang inovatif sebagai titik masuk bagi upaya untuk mempromosikan toleransi dan keberagaman. Peserta diharapkan dapat menghasilkan kolaborasi karya seni budaya yang inklusif melibatkan peserta didik, guru, komite sekolah/orang tua serta stackholdernya.
Baca Juga :
Sasaran utama kegiatan ini adalah peserta didik di sekolah. Peserta didik harus mengenal sejak dini dan bersikap ramah dengan perbedaan. Mengingat peserta didik berada di lingkungan sekolah yang penuh dengan keragaman dan dalam waktu yang cukup lama sekitar 6 sampai 8 jam, sehingga sekolah menjadi lembaga yang bisa melembagakan nilai toleransi terhadap perbedaan.
Anisa Rahmadina (SMAN 1 Cileunyi) dan Intan Sri Utami (MAN 2 Kota Bandung) menyampaikan bahwa yang bersangkutan akan mencoba menyampaikan pesan-pesan terkait toleransi dan keberagaman di lingkungan sekolahnya masing-masing. Begitu banyak keragaman di sekolah, mulai asal suku bangsa, agama, Bahasa, adat/kebiasaan, dan kemampuan ekonomi. Keragaman itu berpotensi menjadi permasalahan jika tidak adanya toleransi diantara peserta didik,” ujar Anisa Rahmadina.
Dengan adanya toleransi di lingkungan sekolah, kehidupan di sekolah akan terasa lebih indah menurut Intan Sri Utami.***[ded]